Menurut Anda, Siapa Presiden 2009-2014

Golkar Talak 1 Demokrat, Tapi ada Indikasi Rujuk

Belakangan ini suhu politik Indonesia sedang memanas atau boleh saya katakan sedang mengalami proses menuju global warming politic yang suhunya hampir mencapai 70* Celcius. Tapi bukan Politikus kita kalau belum bisa membuat masyarakat or rakyat banyak bingung tujuh keliling, karena memang seperti itulah prilaku para politikus kita...
Partai Demokrat menyatakan tak menduga bahwa hari ini telah terjadi kebuntuan pembicaraan koalisi dengan Partai Golkar. "Kami tidak menduga, penghentian pembicaraan itu dilakukan secara sepihak," ungkap Anas Urbaningrum usai pertemuan antara Tim 9 dengan Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di Pendopo Kediaman di Puri Cikeas, Bogor, Jawa Barat, Rabu 22/4/2009 yang lalu.

"Bagaimanapun pernyataaan yang dikeluarkan oleh Partai Golkar, Partai Demokrat menghormati sepenuhnya itu hak politik Golkar," ungkap Anas waktu itu. Sebelumnya Anas menceritakan, pada Selasa malam lalu, Partai Demokrat telah melaporkan hasil pertemuan antara tim 9 dan tim 3 Partai Golkar, kepada Dewan Pembina Demokrat.

Dalam hal ini SBY meminta untuk mengendepankan terlebih dahulu masalah yang belum disepakati, yakni mengenai ditetapkannya capres/cawapres yang akan diajukan oleh Golkar, apakah satu nama atau beberapa nama.

"SBY berpesan, hal ini untuk dibicarakan kembali pada pertemuan selanjutnya," ujarnya.
Partai Demokrat tetap menunggu komunikasi lanjutan dengan Partai Golkar. Meskipun telah ada pernyataan sepihak bahwa Partai Golkar memutuskan untuk bercerai dari koalisi dengan Demokrat. Hal itu dipertegas oleh Wakil Sekjen DPP Partai Demokrat Syarif Hasan usai pertemuan Tim 9 dengan Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono.

Syarif mengatakan, Demokrat sudah membuka diri untuk tetap memberikan kesempatan berkoalisi bersama partai yang telah bermitra selama 4,5 tahun ini. "tergantung Golkarnya lah. Kita kan sudah terbuka. Ya, kita tunggu dari sana," ujarnya.

Mengenai sikap SBY mendengar keputusan sepihak dari Golkar, kata Syarif, Ketua Dewan Pembina Demokrat itu tampak biasa. "Sikap SBY? SBY biasa saja," pungkas Syarif.
Namun belakangan ini, Wakil Ketua Umum DPP Partai Golkar Agung Laksono mengungkapkan kecenderungan DPP partainya untuk kembali menggalang koalisi dengan Partai Demokrat dalam Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) 8 Juli 2009 mendatang.

"Kecenderungannya Dewan PImpinan Pusat (DPP) adalah (berkoalisi) dengan Partai Demokrat, karena suara-suara publik seperti itu," ujarnya di Jakarta, Senin, di sela-sela rapat paripurna pembukaan masa sidang DPR RI di Jakarta, Senin.

Namun Agung menambahkan, kecenderungan itu untuk sementara ini menginginkan dan merekomendasikan hasil rapat pimpinan nasional (rapimnas) khusus Partai Golkar yang diselenggarakan beberapa waktu lalu justru menginginkan JK untuk masju sebagai Capres.

Lebih lanjut, ia mengatakan, kecenderungan DPP bersikap demikian, demi kepentingan menjaga stabilitas politik dan mewujudkan kinerja pemerintahan yang lebih baik. Agung juga mengatakan, kembali terbangunnya koalisi Partai Golkar dan Partai Demokrat itu semuanya bergantung pula pada Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) i dan Partai Golkar tidak bisa memutuskan sendiri.

Ketika ditanya tentang komunikasi politik yang telah terjalin dengan partai-partai lainnya, Agung mengatakan, partainya harus berkomunikasi dengan siapa saja dan komunikasi politik yang sudah terbangun juga tidak akan dinafikan begitu saja.

Namun demikian, ia menambahkan, komunikasi politik sekarang ini yang utama adalah dengan kubu SBY dan pada Minggu ini pertemuan itu akan digelar tetapi kedua pihak memutuskan untuk menundanya.

Selengkapnya......
 
Cebong`s Notez
---- Bincang-bincang Politik Indonesia. Green World Blogger Template---- © Template Design by Syam