Menurut Anda, Siapa Presiden 2009-2014

PAN BERMAIN POLITIK GURITA

".....YANG PENTING BUKAN POLITIK UANG....."

Kartu politik apalagi yang dimainkan Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Soetrisno Bachir. Usai bertemu SBY, kini pengusaha batik itu kian hobi bertemu elit politik. Setelah Sultan Hamengku Buwono X, ia melirik untuk tatap muka dengan Megawati dan Jusuf Kalla. Pria yang akrab dipanggil SB itu mengakui langkah yang ditempuh masih dalam rangka koalisi. Pertemuan dengan pimpinan PDI Perjuangan dan Partai Golkar pun tidak luput untuk membicarakan masalah itu. "Kami akan segera bertemu dengan kedua pimpinan partai tersebut," papar SB.

Ia mengaku mematok syarat koalisi. Parpol yang ditemuinya pun yang diprediksi akan lolos aturan Parlementary Threshold (PT). Mereka antara lain Partai Demokrat, PKS, PKB dan PPP. Syarat yang diajukan SB pun tidak jauh dari isu anggaran. "Saya mengusulkan agar 10 persen dana APBN dialokasikan untuk pembangunan untuk pedesaan," tuturnya. Dirinya meyakini partai yang dinahkodai tetap akan menjadi pelopor koalisi. Tidak mungkin, bagi SB, PAN akan ketinggalan langkah dalam menentukan sikap berkoalisi dan mengajukan capres. "Sejak dulu PAN menjadi pelopor dalam reformasi, sekarangpun PAN akan tetap jadi pelopor. PAN tidak akan mengekor dalam koalisi," cetus SB.

Keputusan untuk menjalin komunikasi dengan sejumlah elit, menurut SB, adalah menunjukkan PAN tidak ingin tergiring ajakan parpol lain. Meski, ia mengakui tidak ada satupun pihak yang dapat melaju sendirian dalam Pilpres mendatang. Semua keputusan akan merujuk pada hasil pemilu legislatif. "Saya sudah bicara dengan Pak Yudhoyono, Megawati, Sri Sultan Hamengkubuwono, Wiranto dan Mas Prabowo. PAN sudah melakukan komunikasi politik dengan semua tokoh dan parpol, semuanya sudah dijajaki tinggal menunggu saatnya nanti untuk koalisi," tandasnya.

Partai Golkar yang disebut SB akan ditemui mengungkapkan masih belum menjadwalkan bertemu dengan pimpinan parpol bernomor 9 itu. Beringin belum membicarakan rencana pertemuan dengan PAN secara internal. "Belum ada pembahasan pertemuan dengan PAN itu di DPP Golkar. Itu baru sebatas komunikasi antar individu saja. Karena saat ini semua pengurus DPP pada sibuk keluar daerah untuk berkampanye," ujar Sekjen DPP Golkar Soemarsono.

Walau belum jelas kapan timing pertemuannya, Golkar tetap membuka pintu silaturahmi politik dengan pihak manapun termasuk PAN. Tetapi semuanya akan dilakukan setelah pemilu legislatif berlangsung. "Pada dasarnya kita ingin menjalin komunikasi politik dengan parpol lain. Sekarang ini kan pada kampanye semua jadi jadwalnya semua tertunda. Kita akan bahas itu nanti setelah semuanya selesai," kata Soemarsono.

Kemana arah politik SB? Pengamat politik dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Bachtiar Effendi berpendapat apa yang dilakukan SB hanya kian menunjukkan PAN sebagai partai pragmatis. PAN mengincar posisi wapres dari para capres yang ditemui. "PAN akan melihat mana yang pada pemilu nanti yang suara paling besar. PAN akan melihat peluang yang paling besar dari tawaran-tawaran yang nantinya diberikan oleh para capres itu," duga Bachtiar.

Sejauh ini, apa yang ditempuh SB masih dalam tahap wajar. Adalah biasa jika parpol menengah kemudian merapat kepada parpol besar. "Kalau kemarin itu yang besar melakukan komunikasi politik, kini giliran partai tengah yang juga merasa perlu melakukan komunikasi politik," ketusnya. Mana yang akan dipilih PAN, sejauh ini masih belum jelas. Terlebih PAN juga memang selama ini kurang memiliki kedekatan dengan parpol lain. Saat berkoalisi dengan SBY, PAN memosisikan diri sebagai mitra kritis. Tetapi apakah dengan memainkan politik gurita - menjangkau semua pihak -, langkah SB untuk menyorongkan calon menjadi mudah? Tentu tidak juga.

"Capres-capres itu masih akan didominasi oleh SBY, JK, Mega dan Prabowo. Di luar itu akan sulit, bahkan PAN dan PKS pun saya tidak yakin dapat mengusung calon sendiri," jelas Bachtiar.[Anton Aliabbas & Raden Trimutia Hatta]

Selengkapnya......

INGET COY.... 8 HARI LAGI PESTA DEMOKRASI DIMULAI...

INGET COT.... JANGAN SAMPE SALAH COBLOS YE...

Pemerintah melalui Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 7 Tahun 2009, tanggal 27 Maret 2009 menetapkan hari pemungutan suara Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan rakyat (DPR), Dewan Perwakilan Daerah (DPD) dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) pada 9 April 2009 sebagai hari libur nasional.

Keputusan tersebut merujuk pada ketentuan Pasal 4 ayat (3) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2008 tentang Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD dan DPRD, yang menyebutkan bahwa pemungutan suara dilaksanakan pada hari libur atau hari yang diliburkan. Bagi warga masyarakat, kalangan dunia usaha serta pemilih dengan keluarnya Keppres Nomor 7/2009 maka keraguan terhadap tanggal 9 April 2009 sebagai hari libur nasional terjawab sudah.

Karena diliburkan itulah saya mengajak teman-teman warga Indonesia di manapun berada untuk berfikir jernih dan menggunakan hati nurani untuk memilih "calon jagoan" yang akan dijagokan untuk memperjuangkan aspirasinya...

Selamat Menjalankan Kewajiban dan Mintalah Hak anda sebagai warga negara Indonesia...

Selengkapnya......
 
Cebong`s Notez
---- Bincang-bincang Politik Indonesia. Green World Blogger Template---- © Template Design by Syam